Home, Reporter Terkini.Com Terpercaya Inspirasi Untuk Rakyat Liputan Khusus
-Suasana yang semula dipenuhi lantunan orasi bertransformasi menjadi ruang dialog terbuka ketika para pemimpin daerah turun langsung menemui Mahasiswa HMI
Ketua DPRD Andi Muhammad Farid, Bupati H.Suwardi Haseng, Wakil Bupati Selle KS Dalle, Dandim, Kapolres dan Kajari Kabupaten Soppeng Juga hadir para Anggota DPRD Soppeng, serta sejumlah OPD yang turut hadir untuk mendengarkan aspirasi yang berlangsung damai.
Bupati Soppeng duduk bersila sejajar bersama unsur Forkopimda Soppeng para mahasiswa meminta agar Pemimpin Daerah Soppeng . duduk bersila di depan gerbang masuk kantor DPRD, sejajar dengan mahasiswa, mendengarkan setiap lantunan suara yang bergantian untuk menyampaikan 3 tiga tuntutan disampaikan didepan pimpinan DPRD kabupaten Soppeng
Kehadiran Ketua DPRD Andi Muhammad Farid bersama sejumlah anggota legislatif Wakil ketua Naspidin, Ardi Doma dari i (PDIP) semakin menegaskan bahwa momentum tersebut bukan semata aksi unjuk rasa, melainkan titik temu antara rakyat dan para wakilnya.
Di tengah kerumunan massa, suara lantang Korlap Aspirasi yang menjadi fokus sorotan. Ia membacakan sejumlah tuntutan, mulai dari mendesak pengesahan Undang-Undang Perampasan Aset, mendesak juga agar tunjangan anggota DPRD dihapus
“ . Pernyataan itu langsung disambut tepuk tangan dan sorakan penuh semangat dari peserta aksi dan para wakil rakyat yang hadir dalam penyampaian aspirasi
Momen krusial terjadi ketika ketua DPRD Soppeng mengambil mikrofon. Dengan suara tenang, ia menyampaikan apresiasinya kepada mahasiswa yang melakukan aksi secara damai
“Saya bangga pada kalian semua. Terima kasih karena telah menyuarakan aspirasi dengan cara damai. Hari ini Soppeng menunjukkan wajah demokrasi yang matang. Mari kita rawat kebersamaan ini demi daerah yang kondusif dan sejahtera pungkasnya Andi Muhammad Farid
“Kami akan menjadi jembatan rakyat. Tuntutan ini akan kami bawa dan perjuangkan hingga ke tingkat pusat,” ucapnya.
Aksi damai yang berlangsung hingga sore hari berakhir dengan penuh kelegaan. Tidak ada kericuhan, tidak ada bentrokan, hanya dialog terbuka yang menghadirkan pesan kuat: mahasiswa, masyarakat, dan pemerintah dapat duduk bersama, berbicara setara, dan menata masa depan Soppeng yang lebih maju dengan semangat kebersamaan.
Redaksi